Minggu, 27 Maret 2016

Sesungguhnya Kita Adalah Saudara




Tulisan ini khusus untuk menjawab tantangan ODOP di pekan ke empat. Pengalaman yang paling berkesan dalam hidup. Ada banyak pengalaman yang paling berkesan dalam hidup saya, salah satunya adalah tulisan dengan judul seseungguhnya kita adalah saudara.

Sampai detik ini saya belum mengerti, mengapa begitu banyak orang-orang yang mengaku islam  saling menghina dan menjelek-jelekkan. Menganggap paling benar yang sekufu dengannya dan yang berbeda dianggap berpaling dari kebenaran.


Ada kisah yang tak mengenakan dan membuat saya berfikir , mengapa sesama muslim saling mencela. Dua kisah bertema sama dengan lokasi yang berbeda, intinya sama-sama tidak menyukai muslimah-muslimah yang mengenakan tudung labu (jilbab besar).  Dari dua pengalaman yang tidak mengenakan itulah saya mencoba memahami situasi yang terjadi.

Tidak ada manusia yang sempurna, perkataan itulah yang paling tepat untuk menanggapi kekeliruan  sebagian orang kepada muslimah-muslimah yang mengenakan jilbab besar. Satu yang salah, semua  dianggap sama.  Merata-ratakan penilaian, karena itulah beban muslimah yang baru  berhijrah semakin bertambah.

Belajar dan saling memahami, sesungguhnya kita adalah saudara. Setiap muslim adalah sudara haram diambil nyawa, harta dan kehormatannya. Tidak dikatakan beriman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya  seperti ia mencintai dirinya sendiri.
Tulisan  ini mewakili rasa dan seribu tanya, mengapa banyak caci dan cela. Mengapa kita merasa teramat jauh berbeda, bukankah kita sama-sama menginginkan surga. Perbedaan adalah rahmat, maka tidak perlulah kita saling menghujat mencari pembenaran.
Belajar untuk saling mengerti, terlebih pada mereka yang memiliki ilmu yang lebih.

Ada kisah yang tak mengenakan dan membuat saya berfikir , mengapa sesama muslim saling mencela. Dua kisah bertema sama dengan lokasi yang berbeda, intinya sama-sama tidak menyukai muslimah-muslimah yang mengenakan tudung labu (jilbab besar).  Dari dua pengalaman yang tidak mengenakan itulah saya mencoba memahami situasai terjadi.

Tidak ada manusia yang sempurna, perkataan itulah yang paling tepat untuk menanggapi kekeliruan  sebagian orang kepada muslimah-muslimah yang mengenakan jilbab besar. Satu yang salah, semua  dianggap sama.  Merata-ratakan penilaian, karena itulah beban muslimah yang baru  berhijrah semakin bertambah.

Belajar dan saling memahami, sesungguhnya kita adalah saudara. Setiap muslim adalah sudara haram diambil nyawa, harta dan kehormatannya. Tidak dikatakan beriman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya  seperti ia mencintai dirinya sendiri.

Tulisan  ini mewakili rasa dan seribu tanya, mengapa banyak caci dan cela. Mengapa kita merasa teramat jauh berbeda, bukankah kita sama-sama menginginkan surga. Perbedaan adalah rahmat, maka tidak perlulah kita saling menghujat mencari pembenaran.
Belajar untuk saling mengerti, terlebih pada mereka yang memiliki ilmu yang lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar