Senin, 22 Februari 2016

Kisah Malaikat Seribu Tangan

[ Kisah Malaikat Seribu Tangan ]

Assalamu'alaikum wr wb.

Kisah dialog singkat ini memberitahukan kepada kita semua bahwa begitu besarnya pahala membaca shalawat nabi, sehingga malaikat saja yang mempunyai seribu tangan dan setiap tangan memiliki seribu jari tak sanggup menghitungnya.
Subhanallah...

Berikut Kisahnya
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda,

Ketika aku diperjalankan pada malam hari untuk mikraj ke langit, aku melihat ada malaikat yang memiliki seribu tangan dan di setiap tangannya terdapat seribu jari jemari.

Ketika ia sedang menghitung setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi, aku bertanya kepadanya,
"Apakah kamu mengetahui jumlah tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah SWT menciptakan dunia?"

"Ya Rasulullah, demi Allah SWT yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, di daratan yang bergaram, dan di pekuburan.

Rasulullah SAW bersabda kembali,
"Aku sangat kagum akan kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan."
Malaikat berkata kembali, "Ya Rasulullah, ketahuilah bahwa ada yang tak sanggup aku hafal dan mengingatnya melalui perhitungan tangan dan jari jemariku ini."

Rasulullah SAW bertanya, "Perhitungan apakah itu?"
Malaikat menjawab, "Aku tidak sanggup menghitung jumlah pahala shalawat yang disampaikan oleh sekelompok umatmu ketika namamu disebut di suatu majelis."

Subhanallah... Mari kita perbanyak membaca shalawat Nabi. Allahumma Shalli  'Alaa Muhammad.

http://www.mp3sindex.com/

Wa'alaikum Salam wr rb.

Minggu, 21 Februari 2016



Teruntuk wanita-wanita galau dimanapun berada.
Adakah wanita yang tidak galau ketika putus cinta?
Adakah Wanita yang tak sedih hatinya?
Adakah Wanita yang tak kecewa?
Wanita mana yang tak luka?
Jika ada, katakan dimana wanita berhati baja itu.
Saya yakin  100% bohong, kalau ada wanita yang baru putus lalu berkata, ” Ngga apa-apa kok, aku baik-baik aja.” Atau bilang, “Ini takdir, anggap saja biasa.” Lalu tertawa tanpa beban.  Wanita selalu mengutamakan perasaan, kalau diam-diam suka saja bikin dada sesak, apalagi putus. Bicara soal patah hati, tidak akan pernah jauh dari kata galau. Hari-hari pertama pacaran ungkapan cinta berbuih-buih. Janji sehidup semati, (kamu mati, aku cari ganti). Semuanya indah, kata maaf di obral sampai habis (makanya giliran putus, kata maaf dapatnya susah). Ibarat sinetron, tinggal menunggu episode terakhir, happy atau sad ending? Meskipun tidak semua berakhir sedih, tetapi kisah berakhir sedihlah yang menyisahkan wanita-wanita galau. Siang seakan tak ada bedanya dengan malam, gelap. Fisik terlihat sehat, hati yang sakit, garam asalnya asin terasa tawar. Jangankan kopi gulapun terasa pahit. Batin menjerit, tiap kali berjalan melangkahkan kaki, terkenang  masa indah berasama, berdua-duan di pantai kejar-kejaran, tertawa. Setiap tempat memutar kembali kenangan penuh romantisme. Dan ketiika hari itu seorang wanita memeluk pilu, di tempat lain laki-laki yang ia tangisi tertawa bahagia dengan wanita barunya.

 Teruntuk wanita-wanita galau dimanapun berada.

Siapapun berhak untuk galau, entah dia kaya, miskin, cantik, jelek, anak pejabat, konglomerat, keluarga bangsawan, hartawan dan apapun profesinya, galau adalah rasa setiap insan. Dan semua orang berhak memilih untuk tidak galau, karena Sedalam apapun galau yang di rasakan tidak akan pernah merubah keadaan. Membangun galau setinggi gunung dan seluas lautan, kemudian membiarkannya menjadi awan kegalauan, tidak akan menjadikan kenangan yang terlewati terhapus walau setitik.

Teruntuk wanita-wanita galau di manapun berada.

Galau tidak akan pernah terjadi, jika tidak pernah berharap, tidak mudah percaya dan tidak merendahkan diri. Semakin besar  menanam harapan, semakin besar  pula menuai kekecewaan. Orang-orang  kecewa  adalah orang-orang yang  pernah berharap. Jangan pernah menyimpan harapan pada mereka yang hanya bisa memberikan kekecewaan. Mudah  percaya pada mulut-mulut pengumbar  janji , sudah pasti akan mudah pula sakit hati. Ketika bibir begitu gampang mengucap suka, maka tidak sulit pula mengucap suka pada yang lain. Tidak mudah percaya, bukan berati tidak bisa, hanya saja wanita cerdas memilik cara untuk memilih mana yang  dapat dan tidak dapat dipercaya.

Teruntuk wanita-wanita galau di manapun berada.

Silahkan sakit hati, tapi jangan pernah merendahkan diri. Laki-laki pemberi harapan dan pengingkar janji ketika memilih meninggalkan seorang wanita demi wanita lain, telah membuktikan satu hal, dia tidak pantas untuk dimiliki. Wanita yang memiliki harga diri tinggi tidak akan pernah merendahkan diri  untuk laki-laki yang menggantikannya dengan wanita baru dikenalnya. Wanita yang merasa berharga, tidak akan merasa rendah sekalipun ia di tinggalkan demi  wanita lain

Teruntuk wanita-wanita galau dimanapun berada.

Allah SWT. Telah memuliakan wanita, tidaklah pantas merendahkan diri pada makhluk ciptaan-Nya. Sakit hati dan kecewa yang di rasakan, bukti bahwa satu-satunya tempat untuk berharap hanyalah kepada-Nya. “... boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)
*Adiba Damayanti