Rabu, 23 Maret 2016

Mimpi

Entah berapa kali, harus melihat wajahmu dalam mimpi. Senyummu, hingga detik Ini,  tidak pernah bisa terdefenisikan. Aku berfikir ini adalah ujian, sejauh mana dapat ku genggam rindu. Sekuat apa aku bertahan, agar kita tak saling menyapa. 

Wajahmu datang menghiasi mimpi-mimpiku. Entah kapan wajah dan senyumanmu itu enyah. Aku telah berjuang untuk tidak melupakanmu agar bisa menghilangkan wajahmu dari mimpiku. Aku benci, mengapa harus bertahan menunggumu. Bosan dengan semua rasa ini, bilakah ia berakhir? 

Harapan mulai berkurang, di gegoroti kelamnya malam. Mengapa aku masih saja berdiri di tempat yang sama, meski lelah menunggumu yang tak kunjung datang. Jangan pernah minta aku untuk membenci, karena aku tidak pernah tahu. Seperti halnya bagaimana aku bisa mencintaimu.

12 komentar:

  1. Jangan pernah minta aku untuk membenci, karena aku tidak pernah tahu. Seperti halnya bagaimana aku bisa mencintaimu.

    Mmmm... Sepertinya aku tau rasanya hehe. Kereeeeen

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak yesiiii jangan curhat di blog orang deh...:D

      mbak Adiba keep strong yak.. aku mengerti perasaanmu..#ehh.. kok aku ikutan curhat??:D

      Hapus
  2. bahkan meski engkau telah pergi, dan tak akan pernah kembali, aku masih sering memimpikanmu...
    #eeaaaaa... ;)

    BalasHapus
  3. berdara pengalaman saya # cie cie# lepaskanlah dengan seiring jalannya waktu hati ddan pikiran kita akan kembali normal. kcenderungan akan kenangan mungkin hanya 5%. curcol

    BalasHapus
  4. Buang ke laut aja wajah dan kenangan masa lalunya.. Hahaha

    BalasHapus
  5. Waduh... kena deh...

    Makasih semua sudah menyempatkan diri utk membaca tulisanku.

    BalasHapus