Sabtu, 16 April 2016

Topeng Pemberian Allah



Topeng Pemberian Allah...

Sebagai manusia kita tidak pernah luput dari kesalahan, khilaf yang di sengaja. Jika diibaratkan pakaian yang ditumpuk, dosa telah menggunung. Lalai, pura-pura tidak menyadari apa yang sedang di perbuat. Allah Maha Tahu, tidak ada yang kemudian luput dari pandangan-Nya. Kita merasa semua baik-baik saja, toh selama ini orang-orang masih saja memuji, menyanjung. Sepertinya kita memang tidak memilik dosa, kalau saja dosa itu ibarat belatung, maka tiap hari akan ada saja belatung yang kita keluarkan.
                 
           Jika kita jalan-jalan menyusuri kota atau menonton teve kita banyak menemukan wanita-wanita dengan bangga mempertontonkan aurat, bangga dengan pakaian minim. Seakan semua sah-sah saja, mengajarkan bahwa inilah pakaian wanita zaman ini. Saya merasa sedih, mengapa wanita di jadikan barang dagangan, di perjual belikan auratnya. Dan yang membuat saya lebih sedih lagi, ketika wanita rela menjual auratnya dengan iming-iming popularitas.

Topeng Pemberian Allah...
                 
               Bukannkah saya lebih banyak dosanya, dari wanita-wanita yang mengumbar aurat-aurat itu. Orang-orang hanya melihat apa yang tampak, tapi mereka tidak mengetahui siapa saya yang sebenarnya.  Pujian dan sanjungan yang saya dapatakan, karena Allah menutupi semua kesalahan, aib-aib saya yang bejibun. Karena Allah menghalau pandangan orang-orang dari dosa yang saya perbuat.  Saya mengenakan topeng pemberian Allah, topeng yang menutupi semua aib-aib saya.
                 
           Apalah arti pujian dan sanjungan manusia, jika sebenarnya yang terlihat hanyalah topeng pemberian Allah.
               

Kamis, 14 April 2016

Jiwa-Jiwa Qarun

Jiwa-jiwa Qarun...

Tanpa di sadari, perlahan namun pasti, sedikit lalu membukit jiwa-jiwa Qarun bersemai dihati. Jiwa yang sombong nan angkuh, mengkilap menyilaukan mata, melukai hati-hati mereka yang papah. "Ini semua karena usahaku" pernah mendengarnya, atau mungkin kita sering berucap demikian. Terkadang kita lupa, apa yang kita dapatkan bukan semata-mata karena kerja keras, bukan jua karena kita pandai dan lihai dalam berbagai macam usaha. Pernah melihat orang yang tidak pernah kaya, meski bekerja keras mengais rezeki ketika sebagian orang masih terlelap? Meski sekuat apapun usaha yang mereka lakukan, masih saja tidur di tempat kumuh, berpakaian lusuh. Apakah usaha mereka belum maksimal, ataukah mereka kurang cerdas untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah?

"Itu karena mereka tidak bisa melihat peluang, saya juga dulu tapi lihat sekarang, apa yang tidak ada, rumah mewah, mobil, istri yang cantik anak yang banyak, penghasilan di atas rata-rata. Ini semua karena kerja keras saya."
Jiwa-jiwa Qarun...
Seperti itulah Qarun, mengakui bahwa semua yang ia miliki murni karena usahanya. Kesombongannya menjadikan Allah murka.
Mungkin sebagian dari kita termasuk saya juga, tanpa di sadari menabur benih kesombongan di dalam hati. Tak sekaya Qarun tapi sombongnya setara Qarun.

Jiwa-jiwa Qarun...

Apapun yang kita dapatkan hari, karena Allah Maha Pemurah, Pemberi rezeki bukan semata-mata karena kita pekerja keras, Allah yang berkehendak sekalipun kerja siang malam, banting tulang, jungkir balik kalau Allah belum menghendaki, tidak akan ada yang berubah.

Tetaplah meghargai orang yang lagi berusaha, bersyukur dan menyadari bahwa semua kita dapatkan adalah bentuk kemurahan Allah.
Kerja keras, berhasil tapi semua hanya pinjaman. Sukses semoga tidak menjadikan kita lupa apa yang kita miliki hanya titipan. Semakin banyak yang dititip semakin besar pula pertanggunjawabannya.