Senin, 29 Februari 2016

29 Februari 2016



29 Februari 2016

                Beginikah rasanya, kali pertama setelah bertahun-tahun lamanya, tanpa arah yang jelas. Merangkai kata demi kata, melompat dari judul satu ke judul yang lain. Meramu ide, menjadi tulisan yang enak di baca. Dari usia belasan hingga menuju angka puluhan, tak ada satupun naskah yang terkirim. Hingga saya memberanikan diri mengirim naskah dalam sebuah lomba menulis, 29 Februari 2016. Tanggal yang hanya ada sekali dalam empat tahun, saya mengirim naskah, dan itu adalah pertasi baru yang saya lakukan dalam menulis. Begitu lama berproses, tidak percaya diri, merasa tulisan saya yang paling jelek, tidak terstruktur, miskin kosa kata dan semua masalah membuat saya tidak pernah berani mengirim naskah.
              
                 29 Februari 2016, langkah baru di mulai, melawan rasa malas dan keputus asaan. Ada banyak tulisan nangkring di laptop saya, diataranya Surat untuk Sang Mantan tulisan dua tahun lalu. Saya revisi, dan mempostingnya diblog, berharap satu dua orang terinspirasi. Menulis tidak hanya bermodalkan bakat, di perlukan keberanian dan kerja keras. Harapan saya naskah yang pertama menjadi salah satu naskah terbaik, sejejar dengan dua puluh naskah lainnya. Meski sebenarnya yang paling penting bagi saya adalah terkirimnya naskah, setelah sekian lama berkutat dengan huruf-huruf.

                 29 Februari 2016, hari pertama tulisan saya di ODOP. Hari bersejarah yang hanya bisa di kenang sekali dalam empat tahun. Tetap semangat, semoga tulisan bernilai ibadah dan kelak mendapatkan balasan setimpal,  sebab Allah tahu cara terbaik membalas kebaikan.
               

11 komentar: