Kamis, 13 Oktober 2016

Jawaban yang tak sesuai kenyataan

Entah hanya aku mungkin yang merasa, atau mungkin juga ada segelintir orang diluar sana merasakan hal yang sama.

Entah kemana harus bertanya, entah pada siapa harus berbagi. Keresahan yang menghadirkan banyak tanya. Mengahantarkan pada kegelisahan yang tak berujung.

Ku temukan diriku dulu hanya seorang anak manusia yang mengaku beragama. Namun, hidupnya sangat jauh dari nilai-nilai agama. Ku tahu Tuhanku, sekedar tahu saja. Ku tahu nabiku, sekedar tahu saja.

Hidayah menyapa. Setelah begitu banyak pertanyaan bergemul di benak. Dari mana? Hendak apa? Kemana muara kehidupan ini?

Satu persatu pertanyaan mulai terjawab. Aku pikir ketika ku temukan jawaban, keresahanku mulai berkurang.

Entah mengapa, ada sekelumit tanya yang tak bisa terjawabkan, meski berkali-kali ku temukan jawaban.

Jawaban yang benar, kenyataan yang berbeda, mungkin demikian. Apa yang salah? Begitulah tanya yang seakan enggan pergi.

Dari satu langkah ke langkah yang lain, dari satu tempat yang lain. Ku temukan fakta, bahwa banyak orang-orang dan akupun di antaranya.

Bangga pada tempat kajiannya, membangga-banggakan lalu dengan sadar merendahkan yang lain. Membangga-banggakan lembaganya, ormasnya meremehkan yang lain. Mebangga-banggakan kelompoknya merendahkan yang lain.

Yang tak sepaham berarti tak segolongan. Engkau dari mana, aku dari mana.

Bukan. Bukan karena aku bingung menyimpulkan mana yang benar mana yang salah. Hanya saja aku bingung, kenapa semua merasa benar, sibuk membenar-benarkan dan yang paling membingungkan kenapa sibuk menyalahkan.

Entahlah... Mungkin hanya aku yang merasa. Mungkin hanya aku pula yang sibuk bertanya.

*Adibah Damayanti

4 komentar: